Selasa, 23 November 2010

SEKILAS MENGENAL GAHARU

Gaharu yang berasal dari pohon Aquilaria spp dikenal di Indonesia sejak 1200 tahun yang lalu pada zaman pemerintahan Hindia Belanda. Gaharu sebagai salah satu hasil hutan bukan kayu merupakan komoditi yang potensial di Indonesia. Indonesia termasuk pemasok utama kayu gaharu selain Malaysia, Singapura, Thailand dan India. Di Indonesia, gaharu dikenal dengan beberapa nama seperti Garu Tanduk di Kalimantan, Mengkaras Putih di Sumatera dan Kikaras di Sunda.

   JENIS POHON GAHARU DI INDONESIA
Di Indonesia  damar gaharu dapat ditemukan pada 6 jenis Aquilaria spp, yaitu :
1.       Aquilaria malaccensis
Banyak ditemukan di Sumatera (Sibolangit, Riau, Bangka dan Palembang) dan Kalimantan. Jenis ini merupakan penghasil gaharu yang memiliki kualitas paling baik.Pohonnya besar, dengan tinggi mencapai 40 m dan diameter 60 cm. Daun berseling, elips, dengan urat daun bagian bawah halus. Bunga berukuran 5-6 mm berupa tabung.  Buah bundar gepeng berkulit tebal.
2.    Aquilaria beccariana
Umumnya terdapat di Kalimantan tetapi terdapat juga di Sumatera. Tinggi pohon 40 m dengan diameter 60 cm. Daun bundar telur elips melebar. Bunga berupa tabung berukuran 1 cm. Buah berupa gelendong menyempit pada kedua ujungnya.
3.    Aquilaria microcarpa
Tersebar di Sumatera (Palembang, Riau, Bangka dan Belitung) dan Kalimantan.Tinggi Pohon 40 m dengan diameter 80 cm. Buah bulat lonjong berukuran 1 cm.
.  4.    Aquilaria hirta
   Penyebarannya di Kepulauan Riau. Jenis pohon ini kecil dengan tinggi hingga 15 m dan diameter 17   
   cm.
 5.     Aquilaria filaria
   Umumnya dijumpai di wilayah Indonesia bagian Timur (Maluku dan Papua). Pohonnya berukuran   
   sedang dengan ketinggian hingga 17 m dan diameter 50 cm.
 6.    Aquilaria cumingiana
  Penyebarannya di Kalimantan Tengah dan Maluku. Pohonnya kecil dengan ketinggian hingga 5 m. 
  Belum diketahui apakah jenis ini dapat menghasilkan gaharu. Pemanfaatannya sebagi obat malaria dan
  menghentikan pendarahan.

MACAM-MACAM GAHARU
   Dalam perdagangan dikenal ada dua macam gaharu yaitu :
1.      Gaharu Buaya, beraroma menyan, mempunyai serat kasar, berat dan berwarna coklat kehitamnan
2. Gaharu Biasa, beraroma lembut, tekstur halus dan bentuknya bermacam-macam. Secara alamiah produksi gaharu terbagi atas :
           a.    Gubal Gaharu
       Berbentuk lempeng, mangkok dan bulat.
       Kualitas: Super, AB, BC, A dan gumbil gaharu.
           b.    Kemedangan
       Jenis: Sabah, Biasa, Macan, Minyak dan Serbuk                                                

PROSES TERJADINYA GUBAL GAHARU
Terjadinya gubal pada pohon Aquilaria disebabkan proses alih microbia yang berbentuk seperti kutu berwarna putih dan ulat kecil berwarna kekuningan, juga karena stimulasi beberapa jenis jamur (Aspergillus, Penicillium, Fusarium dan Popularia)
  
Karakteristik Pohon Aquilaria yang mengandung gubal gaharu adalah :
-          Adanya ranting atau cabang yang patah.
-          Banyaknya daun pohon yang rontok.
-          Kulit pohon terputus-putus bila ditarik.

PENGOLAHAN  GAHARU
Pohon Aquilaria yang telah memenuhi salah satu karakteristik pohon yang sudah ada gubalnya, dapat ditebang. Setelah dibersihkan daun dan kulitnya, cabang pohon lalu dibersihkan dengan pisau khusus untuk menghilangkan lapisan kayu berwarna putih sampai didapat gubalnya.

Proses Pembuatan hio/dupa/setangi :
Abu gaharu jelek dicampur abu lengket dengan perbandingan 1:10 dicampur dengan aromatik lainnya, diaduk rata kemudian dicetak dengan bentuk tergantung pesanan.

Proses Pembuatan Minyak Gaharu :
Umumnya Kemedangan Sabah atau jenis kayu tenggelam (gumbil gaharu) digiling halus, direndam dengan air sebagai media samapai terjadi fermentasi (15 – 20 hari). Kemudian dilakukan proses destilasi dengan temperatur maximum                  80ยบ sehingga dihasilkan minyak. Pemisahan air dengan minyak menggunakan sepator, sehingga dihasilkan minyak gaharu.

PRODUK GAHARU
Aroma wangi yang dihasilkan oleh pembakaran kayu gaharu memiliki nilai yang tinggi sejak ribuan tahun yang lalu. Gaharu yang berasal dari pohon Aquilaria  dapat dimanfaatkan untuk berbagai kerperluan.  Beberapa produk gaharu yang sering dimanfaatkan adalah sebagai berikut :

1.       Dupa atau Menyan
Dupa diperoleh dari pembakaran kayu gaharu. Dupa ini banyak digunakan dalam berbagai upacara keagamaan (agama Hindhu, Budha dan Konghucu), untuk upacara minum teh di Jepang  atau diletakkan dalam pembakaran mayat di Thailand.

2.   Parfum
Minyak gaharu yang diperoleh dari proses destilasi merupakan bahan dasar untuk pembuatan minyak wangi atau parfum.

3.    Obat
Aroma gaharu dapat pula digunakan untuk penyembuhan beberapa penyakit seperti penyakit kanker, asma, cholic dan gangguan pernapasan serta dapat pula digunakan untuk pengobatan pada ibu-ibu saat menjelang dan sesudah melahirkan.

.     Bahan Konstruksi
Batang pohon Aquilaria spp. yang tidak ikut membusuk (karas) dapat digunakan untuk pembuatan kotak, pintu dan konstruksi lainnya.

PERDAGANGAN  GAHARU

ATURAN PEMANFAATAN

Secara internasional pemanfaatan gaharu untuk keperluan perdagangan diatur oleh CITES (Convention on international Trade in Endangered Species of Wild Fauna dan Flora) yaitu suatu konvensi internasional mengenai perdagangan satwa dan tumbuhan yang terancam punah.

Semua jenis Aquilaria (Aquilaria malaccensis, Aquilaria beccariana, Aquilaria microcarpa, Aquilaria hirta, Aquilaria filaria dan Aquilaria cumingiana) termasuk dalam APENDIKS II CITES dimana jenis ini dapat diperdagangkan tetapi melalui pengaturan yang ketat.   Di Indonesia pemanfaatan kedua species gaharu ini diatur oleh pemerintah dimana pengambilannya dibatasi  (diatur dengan menggunakan kuota/jatah).


PERDAGANGAN INTERNASIONAL

Harga eceran kayu gaharu bervariasi antara tiap negara dan hal ini juga tergantung pada kualitas kayu tersebut.  Sampai saat ini harga kayu gaharu dan perdagangan internasional masih sangat dipengaruhi fluktuasi harga di Amerika Serikat.

Malaysia adalah pemasok utama kayu gaharu di dunia yang kemudian disusul oleh Singapura.  Sementara Indonesia, Thailand dan India menempati posisi dibawahnya.

 Oleh : Tim Balai Besar KSDA Papua
           23 Nopember 2010

Tidak ada komentar:

Posting Komentar